Sore ini, ribuan umat Katolik memadati Gereja Santo Barnabas Pamulang untuk mengikuti Misa Minggu Palma yang menandai awal Pekan Suci. Panitia tampak kompak mengenakan pakaian berwarna merah, menciptakan kesan meriah sekaligus rapi dalam penyelenggaraan liturgi hari ini. Orang Muda Katolik (OMK) juga turut berperan aktif dalam mengatur kelancaran kegiatan. OMK secara khusus bertanggungjawab dalam pengelolaan area parkir guna membantu mengatur lalu lintas kendaraan umat yang membludak.

“Rame banget dari tadi pagi, belum ada istirahatnya,” ucap salah satu Panitia Paskah yang berjaga di lobby utama gereja. Memang suasana ramai sudah menjadi fenomena yang biasa terjadi pada misa Pekan Suci.
Misa yang berlangsung pada pukul 17.00 WIB ini diawali dengan pemberkatan daun palma di pintu belakang gereja, disusul prosesi meriah menuju dalam gereja sambil melantunkan lagu “Yerusalem, Lihatlah Rajamu!”

Minggu Palma merupakan peringatan akan peristiwa masuknya Yesus ke Yerusalem, di mana Ia disambut dengan daun palma oleh orang banyak sebagai Raja Damai. Dalam suasana yang khusyuk namun penuh semangat, umat membawa daun palma dari rumah atau ada juga yang mengambil dari yang sudah disediakan oleh panitia, lalu mengikutkannya selama misa sebagai simbol kemenangan dan pengharapan.
Misa dipimpin oleh Pastor Petrus Cipto Nugroho, SCJ, yang pada pembukaannya mengingatkan bahwa manusia seringkali punya kesempatan untuk bersikap sombong maka perlu adanya kontrol diri untuk tetap rendah hati namun bukan rendah diri. Ada pun dalam homilinya, Romo Petrus menekankan pentingnya cara hidup sebagai pengikut Tuhan.
“Mengikuti Tuhan artinya dalam hidup kita setia memikul salib dengan meninggalkan hidup yang tidak baik dan mengubahnya ke cara hidup yang berkenan pada Tuhan, terutama tidak menyombongkan diri (rendah hati). Kita juga harus siap sedia & rela berkorban bagi sesama dengan bersikap peduli dan solider melalui bakat serta kemampuan yang bisa dibagikan,” ujar Romo Petrus.

Liturgi Minggu Palma juga diisi dengan pembacaan Injil secara dramatik tentang kisah sengsara Tuhan Yesus. Suasana menjadi semakin hening dan penuh permenungan ketika umat mendengarkan bagian-bagian peristiwa penyaliban.
Kehadiran umat dari berbagai usia, dari anak-anak hingga lansia, menciptakan nuansa kebersamaan yang kuat.
Panitia liturgi juga memastikan bahwa semua rangkaian misa berjalan lancar, mulai dari pengaturan tempat duduk hingga pengadaan daun palma. Relawan OMK dan petugas keamanan gereja terlihat sigap membantu umat yang datang sejak pagi hari.

Misa ditutup dengan berkat penutup dan ajakan kepada umat untuk menjalani Pekan Suci dengan hati yang bersih dan siap menyambut kebangkitan Kristus. Umat membawa pulang daun palma untuk disimpan di rumah sebagai simbol perlindungan dan iman akan Kristus Sang Juru Selamat.
By Gisela Anabell
Leave a Reply