Dibalik kesusesan pembuatan fim pendek yang berjudul ” Celengan Ayam” karya Komsos St. Barnabas ada cerita-cerita menarik dan lucu yang tidak akan terlupakan.
Komsos St. Barnabas – Keuskupan Agung Jakarta Kembali mengadakan Festival Film Ardas yang ketiga.Tujuan dari penyelenggaraan FFA KAJ 2024 adalah mewujudkan kesejahteraan bersama melalui layanan digital, memiliki bela rasa yang nyata kepada sesama yang membutuhkan di sekitarnya melalui gerakan kreatifitas atau pemberdayaan. fokus utamanya adalah lebih konkret dalam pemberdayaan berwujud kesetiakawanan sosial menampilkan Gereja yang misioner
Penampilan kisa seorang tokoh yang memiliki watak pribadi dan watak komunitas Gereja serta sosok yang memiliki salah satu keteladanan yang diharapkan oleh Bapak Uskup, Para Rasul: Paulus dan Barnabas, serta Bapa Suci Paus Fransiskus.
Komsos Santo Barnabas Paroki Pamulang pun segera mempersiapkan diri untuk mengikuti festival tersebut. Dari awal diadakan FFA KAJ, Komsos Santo Barnabas selalu mengikuti, dan ini adalah kali ketiganya mengikuti lomba. Dalam lomba FFA 2024 ini akan diberikan penghargaan. Penghargaan individu meliputi sutradara terbaik, Penulisan skenario terbaik, Penata artistik terbaik, aktor terbaik, aktris terbaik Penghargaan individu meliputi: original soundtrack terbaik trailer terbaik, poster terbaik, secara umum adalah penghargaan film terbaik
Pada tanggal 27 Juli 2024 Komsos Barnabas mulai FFA KAJ di Megantara Edu Park. Dalam pertemuan pertama tersebut juga mulai membahas materi film yang akan dibuat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh KAJ. Banyak ide cerita yang dilontarkan dalam diskusi tersebut. Suasana cukup rilek namun serius, tidak ada sedikitpun kecanggungan dalam memberikan usulan, pendapat berkaitan dengan ide cerita.
Pada hari Sabtu, 10 Agustus 2024 diadakan Kembali rapat di Ruang Leo Sukoto dengan agenda pembahasan pemantapan panitia FFA Santo Barnabas, Pembahasan script, pembagian tugas, dan pembahasan proposal. Dalam pembahasan panitia FFA Santo Barnabas akhirnya diputuskan panitia adalah sebagai berikut: Penanggung Jawab pembuatan film adalah Ibu Irene Wahyu Budiarti, Executive Producer Andri Sulistyanto, Producer T. A. Felix J. Maitimo, Sutradara Adrian Finantyo, Penulis script Maria Indri Sunarsih, Penata Musik Mas Njoy dan Maria Ayu Permata. Film yang berjudul Celengan ayam yang ditulis oleh Maria Indri Sunarsih tersebut mengisahkan seorang anak yang bernama Dea hidup bersama ayahnya dengan keadaan ekonomi yang pra sejahtera. Kehidupan yang sangat sederhana tersebut membuat Dea sejak kecil mengalami Tindakan perundungungan dari teman-temannya. Pada akhir cerita Dea sangat sedih karena Ayahnya yang bekerja sebagai ojek pangkalan mengalami kecelakaan yang mengakibatkan meninggal dunia. Dalam saku ayahnya terdapat sebuah surat yang isinya tentang keinginan ayahnya untuk membahagiakan anaknya dengan menabung di sebuah celengan ayam. Celengan itu suatu saat dapat digunakan untuk keperluan Dea. Setelah membaca surat itu Dea semakin sedih karena Dea selalu marah-marah pada ayahnya yang hanya tukang ojek, dan ternyata ia pun telah berjuang untuk menabung yang tidak diketahui Dea selama ini.
Pada hari Sabtu, 7 September 2024 diadakan rapat kembali di Ruang Leo Sukoto. Dalam rapat tersebut dibahas script “Celengan Ayam.” Banyak masukan, ide-ide baru berkaitan dengan adegan dalam cerita. Sekaligus sedikit mengubah jalannya cerita karena durasi yang ditentukan dalam FFA 2024 hanya 5 menit. Cukup sulit untuk mengubah cerita yang semula diperkirakan film yang akan dibuat dengan durasi sekitar 15 menit menjadi hanya 5 menit saja. Dalam pertemuan tersebut juga dibahas berkaitan dengan para pemain yang akan memerankan film tersebut. Dalam Lomba kali ini tim FFA tidak mengadakan audisi karena sudah semakin dekatnya dengan pembuatan film. Tim FFA Barnabas hanya melakukan pemilihan pemain berdasarkan usulan dan masukan dari panitia. Setelah dapat nama-nama kemudian langsung dihubungi dan kebetulan semua yang dihubungi menyatakan bisa dan sanggup untuk terlibat dalam pembuatan film.
Pada tanggal 27 September 2024 diadakan reading naskah untuk tokoh Ayah Dea yang diperankan oleh Pak Ian dan seorang penumpang ojek yang diperankan oleh Ibu Truly. Proses reading hari pertama cukup lancar, cair dan penuh dengan gelak tawa karena lucu baik dari pemain itu maupun tim FFA yang mengikuti reading. Setelah proses reading selesai, tim kemudian melanjutkan dengan pembagian tugas dan persiapan alat untuk shooting di hari Sabtu, 28 September 2024. Adegan ojek pangkalan membawa penumpang akan dilakukan di jalan bawah fly over Gaplek sampai jalan depan Gereja Santo Barnabas.
Hari Sabtu, 28 September 2024 pukul 07.30 tim sudah siap untuk melakukan proses shooting. Semua crew FFA saling bekerja sama untuk membawa alat ke lokasi shooting. Pagi itu cuaca sangat cerah sehingga matahari di pagi pun cukup menyengat kulit. Meski hanya mengambil satu adegan naik ojek namun memakan waktu cukup lama karena diulang-ulang karena masih dirasa kurang pas. Terik mata hari di pagi itu tidak membuat semangat pemain dan crew menurun. Semua penuh semangat dan kompak sambil sedau gurau untuk memompa semangat. Shooting adegan naik ojek pun telah selesai diambil. Setelah itu proses shooting dilanjutkan dengan mengambil video adegan ayah Dea mengendarai sepeda motor melewati jalan-jalan raya. Akhirnya semua adegan jalan raya untuk hari pertama telah selesai dilakukan. Tim FFA kemudian Kembali ke Ruang Leo Sukoto untuk melihat hasil adegan yang telah diambil dan mempersiapkan untuk shooting di hari kedua yaitu pada hari Minggu, 29 September 2024.
Hari Minggu, 29 September 2024 dilakukan kembali shooting. Kali ini lokasi yang diambil adalah sekitar lingkungan Gereja Santo Barnabas. Adegan yang diambil adalah adegan Ayah Dea yang sedang cari penumpang ojek pangkalan. Situasi hari itu cukup ramai karena bertepatan dengan umat yang pulang dari gereja.
Shooting hari ketiga dilakukan pada hari Sabtu, 4 Oktober 2024 dengan lokasi di Cinangka yaitu di rumah Bapak Mardi yang kebetulan rumahnya diperbolehkan untuk dijadikan tempat shooting. Proses shooting di Cinangka cukup lama dari pagi hingga malam hari. Hal ini disebabkan karena adegan di dalam rumah cukup banyak. Maka crew dan pemain sejak pukul 08.00 WIB sudah berada di lokasi. Meski sehari sebelumnya crew juga sudah mengatur tempat namun pagi itu crew cukup sibuk mengatur tempat dan menyiapkan properti serta perlengkapan shooting. Sementara itu pemain yaitu Nadhine yang memerankan tokoh Dea dan Pak Ian yang memerankan tokoh Ayah Dea mulai di makeup oleh tim rias. Hari itu juga seperti shooting sebelumnya suasana sangat cair dan penuh canda tawa baik itu crew, maupun para pemain. Proses shooting pun segera dimulai. Adegan-demi adegan telah berhasil diambil.
Proses shooting hari ketiga pun akhirnya telah selesaikan, meski sempat terganggu karena hujan deras di sore hingga malam hari. Meski badan cukup lelah semua penuh semangat untuk mengemasi peralatan shooting, melepas semua property dan mengembalikan semua barang seperti semula. Crew pun membersihkan tempat yang telah digunakan supaya tidak membebani pemilik rumah untuk membersihkan. Setelah semua beres maka kami pun berpamitan dan kembali ke markas di ruang Leo Sukoto.
Di hari Minggu, 5 Oktober 2024 pukul 09.00 dilakukan proses shooting di lokasi depan SMAK Mater Dei Pamulang. Di Lokasi ini mengambil adegan kecelakaan. Semua crew mempersiapkan perlengkapan shooting dan property yang akan digunakan untuk adegan kecelakaan. Ada kejadian lucu ketika proses shooting adegan kecelakaan. Ada warga yang marah karena orang-orang hanya melihat korban tergeletak di jalan dengan luka di kepala. Bapak-bapak itu bilang “ Kenapa tidak segera ditolong dan dibawa ke Rumah Sakit?” Dengan senyum crew menjelaskan kalau itu hanya pura-pura saja sedang shooting film. Sambil bergumam Bapak itu kemudian melanjutkan jalan ke Masjid. Ada juga seorang tukang ojek yang kemudian mengerem mendadak dan melihat kejadian. Setelah melihat kalau itu tidak sungguhan maka ia pun pergi. Ada Ibu-ibu warga perumahan juga sempat berteriak terkejut ketika melihat korban tergeletak di jalan. Kejadian seru juga dialami oleh kameramen dan crew yaitu ketika merekam kejadian kecelakan yang sudah diulang bebeberapa kali karena tidak pass adegannya, ternyata adegan yang sudah sesuai yang dimaksud tetapi tidak terekam karena memori kameranya penuh. Spontan semua crew, pemain tertawa terpingkal-pingkal. Akhirnya proses shooting di hari itu pun dapat selesai pukul 12.00 WIB. Tim FFA kembali ke Gereja untuk mengembalikan semua alat-alat yang digunakan untuk shooting.
Sesuai dengan time line yang dibuat, shooting film terakhir dilaksanakan pada hari Sabtu 12 Oktober 2024. Lokasi yang digunakan adalah Gedung SDK Mater Dei Pamulang, dan Kafe Bento yang terletak di Jalan Witana Harja. Ada beberapa adegan yang diambil di lingkungan SDK Mater Dei yaitu Adegan sekolah ketika Dea dibully oleh teman sekolahnya. Sedangkan di lapangan basket dilakukan adegan ketika Dea yang sudah SMA diajak Dara temannya untuk ikut acara reuni yang akan dilaksanakan di kafe. Pengambilan gambar adegan di sekolah berlangsung hingga pukul 15.00. Hal yang menarik terjadi dalam pengambilan adegan film hari itu adalah adanya pemadaman listrik, sehingga cukup sulit untuk mengambil alat- dan persiapan karena ruangan cukup gelap.
Shooting dilanjutkan ke kafe Bento. Beruntung sekali shooting dilakukan di lokasi terbuka sehingga masih cukup terang cahaya matahari meski tertutup mendung. Proses shooting di lokasi kafe yaitu adegan reuni dapat berjalan dengan lancar. Menjelang adzan magrib semua proses shooting hari terakhir pun selesai. Dalam keadaan gelap karena listrik masih padam kami pun segera mengemasi semua alat jangan sampai tertinggal Dari kafe kemudian kami menuju ke SDK Mater Dei untuk mengambil semua peralatan dan perlengkapan shooting yang tidak dibawa ke kafe. Dengan bantuan cahaya lampu mobil kami dengan kompak mengangkat semua yang dibawa ke dalam mobil. Begitu selesai mengangkut semua perlengkapan shooting, tiba-tiba listrik menyala. Kami pun segera merapikan dan membersihkan ruang kelas yang telah digunakan. Setelah semua bersih dan tidak ada yang tertinggal kami pun segera bergegas kembali ke markas yaitu Gereja Santo Barnabas.
Usai sudah proses shooting film pendek”Celengan Ayam.” Rasa lelah, beban pikiran akhirnya sedikit terhibur dengan berakhirnya proses shooting. Kegiatan selanjutnya yang menanti adalah proses editing. Waktu dua minggu sebelum batas pengumpulan film pendek dirasa cukup untuk menggarap film pendek hingga selesai termasuk pembuatan soundtrack film.
Sebagai soundtrack film Celengan Ayam berjudul “Relung Senja” Lagu ini dibuat berdasarkan kisah dalam film Celengan Ayam itu sendiri. Lagu” Relung Senja” diciptakan oleh Njoy, Aransemen : Jeremia Saputra, Biola : Darleene,Vocal : Bernadine Amanda
Usai sudah proses shooting film pendek”Celengan Ayam.” Rasa lelah, beban pikiran akhirnya sedikit terhibur dengan berakhirnya proses shooting. Kegiatan selanjutnya yang menanti adalah proses editing. Waktu dua minggu sebelum batas pengumpulan film pendek dirasa cukup untuk menggarap film pendek hingga selesai termasuk pembuatan soundtrack film.
Itulah pengalaman tim FFA Santo Barnabas dalam menggarap film pendek untuk ikut berpartisipasi dalam FFA KAJ 2024. Apapun hasilnya, kami semua sudah merasakan kepuasan akan hasil film yang telah kami buat. Kami juga merasa gembira karena proses pembuatan film FFA yang ketiga ini dapat berjalan dengan lancar, penuh dengan suka cita, dan canda tawa tidak mengenal perbedaan baik yang senior maupun yang muda-muda. Ada kata bajak yang diucapkan oleh salah satu pemeran film “ Celengan Ayam” yang kemudian menjadi pemompa semangat dalam mengerjakan proses editing hingga mengirim hasil film tersebut ke Komsos KAJ yaitu maaf, semoga, terima kasih. Semoga kerja sama yang baik ini akan terus terpelihara dan terbina dengan baik sehingga selalu dimudahkan dalam setiap tugas-tugas komsos sebagai pewarta di Gereja Santo Barnabas.
Penulis: Andri Sulistyanto
Leave a Reply