Misa Kamis Putih

membasuh kaki

Kamis Putih (Maundy Thursday) yang diperingat pada tanggal 6 April 2023 kemarin merupakan bagian dari perayaan Paskah yang dikenal sebagai Peristiwa Yesus Mengadakan Perjamuan Malam bersama Murid-Murid-Nya sebelum Dia ditangkap dan disalibkan. Kamis Putih juga merupakan satu peristiwa perayaan besar di dalam gereja Katolik. Ibadah Kamis Putih sendiri adalah sebuah Pelayanan Doa, yang menggambarkan peran Yesus telah datang ke dunia untuk membawa terang dunia, yakni terang yang akan segera padam, selain itu Hari Kamis Putih juga mengenangkan Peristiwa di mana saat ini ditetapkan suatu perjanjian baru antara Allah dengan manusia melalui tubuh dan Darah Kristus. Dan sebagai Perjamuan Terakhir yang Yesus lakukan sebagai Awal Misa Ekaristi yang dilakukan hingga saat ini.

                Umat Katolik yang merayakan misa di hari Kamis Putih dianjurkan mengenakan baju berwarna Putih atau pakaian Nuansa Putih. Selain pakaian dengan Nuansa Putih, ada juga dekorasi lain yang bisa di hias dengan warna Putih. Pada Hari Kamis tanggal 6 April 2023, Gereja St. Barnabas mengadakan Misa tepatnya pukul 14.00 untuk Umum yang di pimpin oleh Romo Petrus, dilanjut pukul 18.00 untuk UBK dan Umum yang di pimpin oleh Romo Indra, pukul 20.00 di Babakan oleh Romo Yogie, lalu pukul 21.30 untuk Umum yang di Pimpin oleh Romo Petrus kembali, dan ada Tuguran untuk Umum pada pukul 23.30 WIB.

                Setelah susunan pembuka Misa Kamis Putih dilakukan, dilanjut dengan Pengantar Tobat dan Liturgi Sabda Bacaan Pertama, Mazmur Tanggapan, Bacaan Kedua dan pembawaan Injil.  Masuklah ke sesi Upacara Pembasuhan Kaki. Tentunya pastor akan mengenang tradisi itu dengan membasuh kaki 12 orang yang duduk di depan altar. Ke – 12 orang tersebut diibaratkan sebagai 12 Rasul yang dibasuh kakinya oleh Yesus Kristus. Beberapa umat yang terpilih pun duduk di depan Altar dan Pastor membasuh kaki mereka satu-persatu. Membasuh kaki artinya sama dengan Penyerahan diri. Yang dimaksudkan adalah penyerahan diri Yesus dalam kematian untuk Menebus Dosa atau Membersihkan orang lain. Pembasuhan kaki yang Yesus lakukan juga menyimbolkan kerendahan hati dan keinginan untuk menjadi “hamba” yang mau melayani orang yang hina sekalipun. Selain itu, mereka yang telah dibasuh merupakan bagian dari Tuhan Yesus Kristus.

                Setelah itu, dilanjut Homili singkat oleh Romo dan berlanjut Doa Umat. Misa Ekaristi dilanjut dengan Persembahan, Doa Syukur Agung, Doa Bapa Kami dan Salam Damai. Hingga masuk lah ke sesi Pemecahan Roti dan Persiapan penerimaan Tubuh (dan Darah) Kristus. Biarpun banyaknya umat yang datang ke Gereja, keadaan saat Umat menerima Komuni tetap berjalan dengan tenang, disiplin, dan baik. Komuni untuk anak (yang belum bisa menerima komuni), juga dilakukan bersamaan dengan umat bagi yang sudah bisa menerima Komuni. Para Diakon dan Putra-Putri Altar (Misdinar) dapat menjalani perannya untuk melayani Gereja dengan sebaik mungkin. Hingga Komuni usai, masuklah ke acara Penutup.

                Suasana kembali hening dan tenang. Tidak adanya iringan lagu dan musik dari bagian Koor. Karena sudah waktunya untuk Perarakan Pemindahan Sakramen Maha Kudus. Umat pun mengikuti gerakan dengan berdiri dan berlutut mengikuti ritme perarakan. Hingga Pastor dan para petugas yang melayani gereja meninggalkan area Altar dan Gereja, perayaan misa Ekaristi Kamis Putih pun sudah selesai. Misa berakhir tanpa berkat dan pengutusan dan Iman. Tidak ada lagu penutup setelah proses Perarakan selesai.

Penulis: Fransisca Williana Nana

Leave a Reply

Your email address will not be published.