Sudahkah Aku Berubah dan Berbuah Dalam Pelayanan?

Pak Kelik

Di hari Sabtu tanggal 19 November hingga 20 November 2022, Seksi Pekad yang diketuai oleh pak Doddy mengadakan Rekoleksi dan dibantu oleh beberapa orang dari kolaborasi seksi yang dilaksanakan di Hotel Grand Pesona Caringin Kabupaten Bogor. Peserta DPP Pleno ini diikuti oleh ketua seksi, kategorial, dan ketua lingkungan. Banyaknya peserta yang telah mendaftar kurang lebih 160 orang dan ada sekitar 130 orang yang berhasil datang dan mengikuti acara ini hingga berakhir.

Foto: Poniman Chandra

            Acara rekoleksi DPP Pleno Paroki Pamulang ini diadakan guna untuk membuat pengalaman baru bagi seluruh peserta tentang evaluasi diri dan pendalaman batin khususnya dalam hal pelayanan. Sudahkan aku berubah dan berbuah dalam pelayanan?

Foto: Poniman Chandra

     Hari pertama saat rombongan tiba di lokasi rekoleksi, para panitia pun membuka acara pertama dengan mengikuti ibadah misa pembuka. Setelah misa usai, para peserta langsung dibagi dalam kelompok besar untuk mengikuti beberapa permainan di luar area. Permainan tentunya dilakukan dengan bantuan tim fasilitator yang menjadi pengawas dan membantu setiap kelompok yang ada. Pastinya sebelum permainan dimulai, setiap kelompok diminta membuat slogan dan yel-yel tersendiri yang akan memicu semangat dan kerjasama tim.

Foto: Poniman Chandra

            Acara telah selesai dan dilanjut dengan makan siang hingga masuk lah acara sesi pertama tentang “Spiritualitas Pelayanan”. Biarpun cuaca siang hari tampak cerah dan seluruh peserta telah makan siang, tapi semangat mereka mengikuti sesi ini tidak terganggu dengan rasa kantuk, justru mereka semangat untuk menyimak materi yang diberikan. Hingga tiba lah dalam sesi pembagian snack, kunci kamar, dan informasi baru untuk seluruh peserta. Informasi yang diberikan yakni seluruh kelompok diminta membuat materi pentas seni yang akan ditampilkan pada puncak acara malam hari nanti. Setiap kelompok mendapatkan kartu undian yang berisikan tema penampilan yang akan dibuat.

Foto: Poniman Chandra

            Acara selanjutnya, peserta diminta beristirahat dan membersihkan diri di kamar masing-masing hingga sore hari pada jam yang telah ditentukan, peserta diminta kembali ke aula mengenakan pakaian nuansa biru untuk kembali mengikuti acara demi acara. Setelah itu, sesi kedua pun berlangsung sembari menunggu konsumsi malam hari siap dihidangkan. Dan ketika malam hari tiba para peserta diminta untuk segera makan malam sementara beberapa panitia mempersiapkan Sesi ketiga yang akan diadakan dengan kegiatan Estafet Refleksi.

Foto: Poniman Chandra

            Sekitar pukul delapan malam, sesi Estafet Refleksi pun dijalankan. Para peserta telah berpencar dengan fasilitator berkeliling menuju semua pos. Dalam setiap pos tentunya terdapat pembelajaran dan materi yang dapat dipetik. Pos pertama bertemakan tentang “Berjalan dengan Iman”. Peserta kelompok diminta untuk memanggul salib Tuhan, alih-alih berjalan diatas bukit Golgota sembari berucap Doa Bapa Kami terus-menerus hingga sampai pada tempat tujuan. Dalam materi ini peserta diajarkan untuk berjalan dan tetap berpegang teguh pada Iman.

Foto: Poniman Chandra

            Dilanjut dengan pos kedua bertemakan “Saling melengkapi”. Permainan ini dilakukan dengan memakai penutup mata, seluruh kelompok akan berjalan tanpa melihat dan hanya mengandalkan seutas tali panjang dan barisan kelompok untuk saling percaya, saling bekerjasama dan saling melengkapi dalam satu tim. Setiap jalan yang dilalui penuh dengan keraguan dan ketakutan, maka itu dalam materi ini peserta diminta untuk dapat berjalan mengikuti alur dengan bantuan peserta lainnya dan diminta untuk saling melengkapi dalam kesulitan satu sama lain.

Foto: Poniman Chandra

            Pos ketiga bertemakan “Mencari suara”. Seluruh peserta akan bermain dengan mata tertutup lagi. Sebelumnya, mereka sudah mendapat secarik kertas bertuliskan tema suara apa yang akan dibunyikan. Lalu mereka akan berdiri secara acak tak beraturan dan harus mencari pasangan dengan satu suara yang sama. Pos keempat bertemakan “Tipuan dunia”. Seluruh peserta akan disajikan oleh secangkir air teh, yang pada kenyataannya air teh itu tidak memiliki rasa manis atau tawar melainkan rasa asin. Materi dari pembelajaran tipuan dunia ini pun dibawakan oleh Fr. Agus. Para peserta menyimak dan memahami dengan lugas.

            Pos kelima bertemakan “Memanggul salib”. Dalam permainan ini, peserta diminta untuk beberapa orang dari kelompoknya dibagi menjadi orang buta, lumpuh, dan tuli. Dalam kerjasama tim ini mereka diminta untuk berjalan menyeberangi seutas tali dengan kemampuan yang ada dalam kerjasama tim.

Foto: Poniman Chandra

            Setelah seluruh peserta melalui rintangan estafet refleksi, acara dilanjut dengan Rekoleksi malam dengan diputar lebih dahulu foto dan video kegiatan satu hari ini dari panitia dokumentasi. Selanjutnya pentas seni dan malam keakraban pun berlangsung. Setiap kelompok membawakan materi dengan mantap dan menguasai panggung. Para peserta sangat bersemangat dalam aksi penampilan pentas seni. Acara malam itu pun diakhiri dengan penampilan dari para romo, frater, para panitia dan seluruh peserta dengan menyanyikan dan berjoget bersama dari beberapa lagu yang telah disajikan. Semua orang disana sangat menikmati suasana dan alunan lagu yang telah dibawakan.

***

Foto: Poniman Chandra

            Dilanjut hari kedua, pagi hari sekitar pukul tujuh, para peserta telah siap dengan baju nuansa putihnya sementara para panitia mengenakan nuansa hitam. Pagi itu seluruh peserta dan panitia berkumpul di lapangan basket untuk olahraga ringan dan meditasi di pagi hari. Dilanjut dengan sarapan pagi dan menyiapkan diri untuk mengikuti materi Sesi 4 tentang “Berbuah dalam pelayanan”.

            Materi dilanjut dengan membuat komitmen baik secara pribadi maupun kelompok. Selanjutnya peserta menerima camilan ringan dan panitia menuliskan komitmen bersama pada roll banner agar seluruh peserta juga dapat membaca.

Foto: Poniman Chandra

            Setelah itu, MC mengumumkan pemenang keseluruhan sesi dan pentas seni terbaik dalam dua kelompok yang telah dipilih oleh Romo dan Frater. Para pemenang diumumkan dan masing-masing pemenang mendapat hadiah berupa voucher makan gratis dengan menu bakmi gereja dan soto mie bogor gereja. Para pemenang tampak senang telah menerima hadiah berupa satu mangkok gratis untuk hidangan menu favorit di gereja.

Foto: Poniman Chandra

            Selanjutnya seluruh peserta melakukan penandatanganan spanduk komitmen dan acara dilanjut dengan misa penutup. Karena acara sudah berlangsung hingga jam makan siang, para peserta diminta menuju ruang makan untuk menerima hidangan siang hari sebelum mereka semua pergi ke bus dan pulang kembali menuju gereja St. Barnabas.

Penulis:Fransisca Williana Nana

Leave a Reply

Your email address will not be published.