Keberadaan Komsos dalam Gereja memiliki fungsi yang cukup penting dalam pelayanan. Komsos menjadi perpanjangan tangan gereja sebagai sarana komunikasi dengan umat, menjadi sarana perwartaan, membagun persaudaraan. Komsos dapat menjadi penggerak seluruh umat ikut terlibat dalam pelayanan di masyarakat maupun gereja. Komsos dapat berperan di garda depan dalam mensosialisasikan Arah Dasar KAJ di paroki maupun di lingkungan-lingkungan.
Menengok perjalanan Komsos di Gereja Santo Barnabas memiliki liku-liku dan tantangan dari periode ke periode. Komsos di Paroki pada awalnya sangat berperan aktif dalam pelayanan dan pewartaan. Dokumentasi kegiatan-kegiatan gereja, Media Cetak terdokumentasi dengan baik. Berbagai informasi, dan pewartaan kepada umat di lingkungan-lingkungan yang ada di Gereja Santo Barnabas pun tersampaikan dengan baik. Komsos Barnabas membuat media cetak yang berjudul “ PARAS”. Media cetak ini selalu terbit untuk setiap bulan yang memuat berita-berita hangat di Paroki dan artikel menarik yang dapat menambah wawasan umat berkaitan dengan nilai-nilai Katolisitas, pelayanan, sosial maupun kesehatan. Namun dalam perjalanan waktu Komsos Paroki mengalami kendala terutama dibidang media cetak. Majalah Paras tidak terbit lagi dalam waktu yang cukup lama. Meski demikian bidang foto masih terus berjalan.
Pada Tahun 2019 Frater Yogie, SCJ mencoba kembali menghidupkan kembali seksi Komsos, dan menggerakkan seksi-seksi di Paroki Gereja Santo Barnabas dalam pelayanan. Dengan penuh semangat Frater Yogie mengajak umat di Paroki Pamulang untuk mau terlibat dalam pelayanan khususnya anak-anak muda ( BIR/OMK). Pada tahun 2019 Seksi Komsos dengan dengan wajah baru terbentuk. Beberapa anggota Komsos lama dan anak-anak muda berkolaborasi dalam semangat pelayanan di satu wadah yaitu Komsos Reborn. Komsos yang terbentuk dengan masa bakti 2019 – 2021 langsung merapatkan barisan di bawah pimpinan Ibu Iren dan pendamping Bapak Edi. Di awal tugasnya Komsos masih perlu banyak menimba ilmu dari Komsos terdahulu dengan meminta masukan-masukan. Begitu pula Frater Yogi yang tak henti-hentinya memberikan semangat di masing-masing subseksi baik subseksi media, cetak, maupun dokumentasi/publikasi. Berbagai agenda rapat diselenggarakan untuk menyusun program kegiatan ke depan.
Komsos mengadakan berbagai kegiatan di awal kepengurusan. Berbagai pertemuan dengan umat dari setiap lingkungan diselenggarakan oleh Komsos seperti: pelatihan videografi, fotografer, jurnalistik. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memperkenalkan Komsos kepada umat, mengadakan diskusi dan saling tukar pengalaman dalam menggunakan media digital, juga bertujuan untuk mengajak umat di tiap-tiap lingkungan ikut ambil bagian dalam pelayanan khususnya bergabung dengan Komsos Paroki. Ternyata kegiatan ini disambut baik oleh umat Paroki Pamulang. Mereka yang hadir mewakili lingkungan masing-masing cukup antusias terlibat aktif dalam diskusi dan tanya jawab. Dari pertemuan-pertemuan itu melahirkan beberapa anak muda yang mau bergabung dalam Komsos, dan terbentuknya Komsos di setiap lingkungan.
Semua sub seksi komsos bekerja sesuai dengan bidangnya. Setiap tim tidak hanya fokus di bidangnya masing-masing tetapi juga saling membantu tim lain apabila dibutuhkan. Tim foto selalu bertugas mendokumentasikan kegiatan misa dan berbagai kegiatan di gereja. Tim Youtube, IG, dan FB tidak pernah ketinggalan mengupload video-video kegiatan di gereja. Begitu pula tim media cetak terus berupaya mengadakan rapat guna mewujudkan kembali terbitnya majalah PARAS yang sempat mengalami kevakuman penerbitan.
Bukan hal yang mudah untuk menerbitkan kembali majalah PARAS. Hal itu disebabkan karena membutuhkan banyak unsur dan keseriusan dalam penanganan Majalah. Berkat dukungan dan motivasi dari Frater Yogi, maka tim redaksi majalah PARAS pun akhirnya terbentuk. Hal yang membuat lebih bersemangat dalam tim redaksi majalah PARAS Reborn adalah hadirnya anak-anak muda potensial yang luar biasa yang sudah terbiasa berkecimpung dalam media cetak. Salah satu dari mereka adalah Mas Krisna seorang wartawan surat kabar KOMPAS. Meski usianya masih muda namun wawasan, pemikiran, dan semangat untuk membangkitkan kembali majalah PARAS begitu besar. Itulah yang membuat kami yang sudah tidak muda lagi tumbuh semangat dan yakin bahwa majalah PARAS akan hadir kembali sebagai media cetak Gereja Santo Barnabas.
Majalah PARAS edisi perdana pun mulai disusun. Namun langkah pembuatan Majalah akhirnya harus terhenti dengan merebaknya wabah Covid-19. Pada Bulan Februari 2020 semua kegiatan Peribadatan secara offline ditiadakan. Kegiatan misa dan kegiatan-kegiatan di gereja dilakukan secara online. Majalah yang rencana awal akan dicetak 1000 eksemplar untuk didistribusikan ke setiap lingkungan akhirnya harus ditinjau ulang. Dari hasil Rapat Komsos bersama Romo Amir, dan DPH diputuskan bahwa Majalah PARAS tidak dipublikasikan dalam bentuk cetak namun dalam bentuk media online. Pada Bulan Oktober 2020 Edisi perdana majalah PARAS terbit dalam bentuk media online.
Tim Media cetak Komsos Gereja Santo Barnabas kemudian menyusun kembali Majalah PARAS digital edisi ke-2. Banyak kendala dalam penyusunan majalah edisi kedua karena majalah dibuat dalam situasi pandemi dan tidak ada kegiatan Secara offline. Peliputan berita sangat minim, begitu pula para jurnalis dan penulis artikel yang semakin berkurang. Meski demikian Frater Yogy tetap terus memberi semangat tim media digital untuk menulis dengan terus memberikan artikel-artikelnya yang bisa dimuat di majalah PARAS. Walaupun proses penyusunan majalah PARAS edisi ke-2 terseok-seok namun berkat kerja keras Mas Krisna, Mas Jerry dan kawan-kawan dalam tim, akhirnya majalah PARAS digital edisi ke-2 pun terbit pada bulan Februari 2021.
Di lain sisi, dengan tidak adanya misa secara online maka KOMSOS pun juga segera membentuk ttim baru yaitu tim streaming. Tim ini menangani pelayanan misa dan kegiatan- kegiatan gereja secara online. Awalnya tim streaming bekerja hanya dengan menggunakan alat-alat sederhana bantuan dari umat. Tujuannya hanya satu bisa melayani umat untuk dapat mengikuti misa di gereja Santo Barnabas secara online. Tugas perdana tim streaming yaitu pada misa Paskah, mulai dari Minggu Palma, dan Tri Hari Suci. Tim streaming selalu berbagi tugas baik sebagai operator kamera, video, operator OBS dan berkolaborasi dengan tim sound system.
Pembatasan sosial dan pelarangan kegiatan peribadatan secara langsung masih belum dibuka. Hal itu membuat seksi komsos sibuk dengan kegiatan misa yang dilakukan secara streaming. Banyaknya pujian, dukungan, dan kritikan ketika melayani streaming menjadikan cambuk untuk belajar dan terus berupaya memperbaiki kekurangan dengan segala keterbatasan peralatan. Adanya dukungan dari Gereja dalam hal streaming berupa pembelian satu kamera video membuat tim tambah semangat. Komsos mulai banyak merekrut dan berlatih bersama mengoperasikan kamera video, operator OBS dan sound system.
Pelayanan Komsos dari hari ke hari, minggu ke minggu terus mengalami pembenahan dan terus sinergi dengan seksi-seksi lain. Hampir semua kegiatan gereja terlayani dengan baik. Penambahan personil dalam tim Komsos terus dilakukan untuk menjawab kebutuhan tenaga yang masih sangat dibutuhkan.
Dalam pertemuan dengan Romo Petrus, DPH, dan pendamping Komsos di Leo Dehon memberikan angin segar dalam membangun sinergi sebagai pewarta dan melayani umat. Dengan mengacu pada Pedoman Dasar Dewan Paroki ( PDDP ) Keuskupan Agung Jakarta tahun 2019 Pasal 17 nomor 7, serta rapat Seksi Komunikasi Sosial bersama Ketua Umum Dewan Paroki, maka Pastor Petrus Cipto Nugroho SCJ sebagai Pastor kepala Paroki Santo Barnabas Paroki Pamulang mengeluarkan surat pengangkatan pengurus seksi Komunikasi Sosial (Komsos) Periode 2021 – 2024. Seksi Komsos yang membidangi Komunikasi memiliki beberapa sub seksi yaitu:
- Subseksi media digital : tim zoom, tim live streaming, tim youtube, IG, dan FB
- Subseksi Cetak/ Dokumentasi: tim jurnalistik/peliputan, tim dokumentasi, tim desain grafis
- Sub seksi Audio Visual: tim audio visual
Semoga dengan dikeluarkan surat penugasan tersebut semua anggota Komsos akan semakin bersemangat, semakin padu, semakin kreatif dalam pewartaan, semakin kompak dalam pelayanan dan pewartaan Gereja.
Penulis: Cerelius Andri Sulistyanto
Leave a Reply