Malam Tirakatan Lintas Agama HUT RI ke-77

H Kahfi

Dalam menyambut peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-77, Gereja Santo Barnabas Paroki Pamulang menggelar acara Malam Tirakatan. Acara ini diselenggarakan pada hari Selasa ( 16/8/2022) di Gedung Pastoral  Andre Prevot Lt.3 Gereja Santo Barnabas. Acara jadualkan mulai pukul 19.00 WIB. Acara malam tirakatan ini mengundang Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie, tokoh-tokoh masyarakat  dari berbagai  agama  Selatan. Sebagai ketua Panitia acara malam tirakatan lintas agama adalah Bapak Paskalis Gabat Malam tirakatan yang diselenggarakan lintas agama ini mengambil tema “ Tirakatan kebangsaan lintas agama untuk membangun kebersamaan dalam mewujudkan penghormatan terhadap martabat manusia dan kesejahteraan sosial.”

Fotografer: Danang

Tepat pukul 19.00 tamu undangan mulai memasuki  ruang pertemuan. Setelah mengisi daftar hadir semua tamu undangan dipersilahkan untuk menyantap hidangan makan malam yang sudah dipersiapkan oleh panitia. Sambil menikmati makan malam, tamu undangan dihibur dengan musik gamelan Among Laras Santo Barnabas pimpinan Bapak Bayu.

 Dalam Pertemuan malam tirakatan hadir tokoh masyarakat dan lintas agama,  lima tokoh agama baik tokoh agama Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu. Hadir pula Forum kerukunan   umat beragama (FKUB) Kota Tangerang Selatan, perwakilan dari Pemuda Katolik Santo Barnabas, Perhimpunan studi Agama UIN Jakarta, Gerakan Pemuda Ansor Pamulang, Banser Pamulang, Gusduran UIN Ciputat, Majelis Ulama Tangerang Selatan, Muhammadiyah Pamulang, WKRI Cabang Santo Barnabas, Bapak Lurah, Bapak RT 01, RT 04, RT 7, Bapak RW 5 Kelurahan Cabe Udik, Karang Taruna Cabe Udik, Ikatan Pemuda Katolik Banten, Ikatan Mahasiswa Katolik Pamulang,  Para suster, DPH, dan perwakilan umat Paroki Santo Barnabas.

Fotografer: Danang

Para tokoh lintas agama dan tamu undangan duduk di meja bundar yang sudah dipersiapkan. Mereka duduk berbaur lintas agama sebagai wujud keakraban dan kerukunan antar umat beragama. Romo Petrus Cipto Nugroho SCJ, Romo Antonius Yuswita  SCJ, Romo Philipus Aditya Subono SCJ, Romo Isidorus Didik Susanto  SCJ, Romo Benediktus Yogie SCJ, Frater Agustinus Dwi Handono, masing-masing mendampingi tamu undangan dan tokoh  masyarakat. Suasana tampak sangat cair. Sambil menikmati hidangan dan menunggu acara dimulai para tamu di masing-masing meja bundar bercengkrama, saling sapa dan bercerita. 

Fotografer: Danang

Setelah semua tamu undangan menikmati santap malam maka acara pun segera dimulai. Namun dalam acara tersebut Bapak Wali Kota Benyamin Davnie berhalangan hadir karena ada agenda kegiatan lain. Pukul 19.45 MC  yaitu Bapak Matius Ramidi, dan Gabriel Nugrawidi Budiyono membuka acara dengan mengucapkan selamat datang, memberikan salam pembuka dan menyampaikan susunan acara  malam tirakatan menyambut HUT RI ke -77. Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sebagai pembuka  acara dipersembahkan tari Pendet  oleh Raray ( BIA ) dari Paroki Pamulang.  MC kemudian mengundang Bapak Paskalis Gabat selaku ketua panitia acara untuk memberikan sambutan. Secara singkat Ketua panitia mengucapkan terimakasih atas kehadirannya dalam acara yang diselenggarakan oleh Gereja Santo Barnabas. Kegiatan malam tirakatan ini sebagai ajang silaturahmi, saling mengenal  baik tokoh pemerintah, tokoh agama, Komunitas keagamaan maupun komunitas orang muda.

Fotografer: Danang

Romo Petrus Cipto Nugroho SCJ selaku Pastor Paroki Gereja Santo Barnabas  dalam pidato sambutannya menyampaikan  bahwa bangsa Indonesia akan maju jika kebersamaan terjalin lebih dahulu. Tanpa ada kebersamaan maka program-program yang baik tidak akan bisa berjalan. Maka Pertemuan malam hari ini  kita bisa duduk bersama dengan semangat persatuan dan toleransi kita dapat membuat program-program yang baik untuk menghormati martabat manusia dan membangun kesejahteraan. Kita tidak lagi melihat masa lalu tetapi melihat masa depan. Generasi muda harus punya bekal yang baik, Kita harus mewarisi generasi muda dengan warisan yang baik, kebersamaan, kerukunan, toleransi  supaya mereka juga akhirnya hidup damai dan tentram di negara yang kita cintai ini.

Fotografer: Danang

Dalam sambutanya Bapak Haji Kahfi ( Tokoh masyarakat dan Tokoh komunitas lintas agama) menyampaikan Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, etnis, budaya dan agama. Bangsa Indonesia yang berbhinneka tunggal Ika dapat dipersatukan dengan agama.  Agama/Keyakinan itu bisa mempersatukan bermacam-macam suku bangsa. Haji Haji Kahfi sebagai seorang muslim menyitir  ( sitir yang artinya mengutip) sebuah ayat bahwa Allah menciptakan bermacam-macam bangsa untuk saling mengenal bukan untuk saling bermusuh-musuhan. Sebelum ada FKUB sudah ada forum Taaruf  umat beragama . Apa itu Taaruf? Taaruf adalah mengenal dari dekat. Ketika tidur ingat ketika makan, ketika apa saja ingat saudara, ingat teman. Dalam sebuah pertemuan dengan mengundang 8 desa untuk menandatangani kerja sama forum Taaruf. Forum Taaruf dibentuk untuk membangun kerja sama dibidang-bidang sosial. Forum Taaruf bersama Romo Puryanto SCJ kemudian berencana mendirikan tempat Gereja Santo Barnabas. Proses mendirikan tempat ibadat itu bukan hal yang mudah dan banyak hambatannya. Desain gereja Santo Barnabas dibuat sedemikian rupa supaya tampak bagus, tidak menimbulkan kecemburuan sosial. Nilai-nilai agama inilah yang akhirnya dapat mempersatukan antar umat beragama. Maka kita harus menjauhkan diri dari  hal-hal yang dapat menghancurkan kerukunan antar umat beragama. Masing-masing Pemuka agama hendaknya bisa menjadi menggembalakan umatnya sesuai dengan koridornya sesuai dengan ajaran agamanya. Pesan penting dari Bapak Haji Kahfi kepada umat Katolik di Gereja Santo Barnabas di tahun 2022 itu yang banyak generasi muda agar dapat melanjutkan perjuangan-perjuangan para seniornya ( sesepuh )yang telah berjuang untuk mendirikan tempat peribadatan. Jika ada kegiatan-kegiatan dari generasi muda maka perlu mengajak para seniornya untuk bisa memberikan saran, nasehat dan masukan. Generasi muda hendaknya mendalami ajaran-ajaran agama sesuai dengan petunjuk Romo sebagai penggembala di paroki sehingga menjadi Katolik yang baik.

Fotografer: Danang

Setelah sambutan dari ketua panitia acara, sambutan Romo Petrus, dan sambutan Haji Kahfi, acara diselingi dengan penampilan dari orang muda lintas agama. Mereka membawakan dua buah lagu yaitu lagu Berkibarlah Bendera Negeriku, lagu Gebyar Gebyar dan Bendera. Tiga buah lagu sudah dibawakan oleh orang muda Lintas Agama yang begitu memukau hadirin.

Fotografer: Danang

Acara selanjutnya adalah penampilan puisi “ Toleransi dan Perdamaian” yang dibawakan oleh Vivi Lutfiah dari Perhimpunan Mahasiswa Program Studi Agama-Agama UIN Jakarta.

Fotografer: Danang

Acara dilanjutkan dengan mendengarkan sambutan dari ketua Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB) Tangerang Selatan yaitu Bapak Drs. H. Fachruddin Zuhri, M.Si. Dalam sambutannya Bapak Fachruddin Zuhri menyampaikan Kita harus menghargai pelaku sejarah, hargai fakta sejarah, dan hargai orang-orang yang sedang mengukir sejarah.  Beliau menyampaikan pesan pemerintah daerah agar suasana kerukunan antar umat beragama selalu dibina agar selalu tercipta suasana harmonis antar umat beragama di Kota Tangerang Selatan. Pemerintah Tangerang Selatan mengharapkan dengan terbinanya keharmonisan kerukunan antar umat beragama, mendapatkan penghargaan Harmoni Award. Bapak Drs. H. Fachruddin Zuhri, M.Si  mengungkapkan kekagumannya terhadap umat Katolik Paroki Pamulang yang memiliki Gereja yang sangat tertata.  Beliau juga sangat kagum dengan Romo Puryanto SCJ karena beliau mempunyai andil besar kerukunan antar umat beragama dan dalam pembentukan FKUB.

Fotografer: Danang

Sebagai puncak acara malam tirakatan adalah dialog kebangsaan. Dalam diskusi ini dimoderatori oleh Dr. Paulus Tasik Galle, SS., LIC. Beliau adalah instruktur nasional moderasi beragama dan sub koordinator pengembangan dialog dan wawasan multikultural Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama RI. Betapa besarnya bangasa Indonesia, dari sisi keragaman etnik. budaya dan agama. Maka kita sangat bersyukur atas kekayaan bumi Indonesia tercinta ini. Ada dua cara merenungkan tentang kebangsaan. Kebangsaan dan kenegaraan itu satu tetapi tumbuh dalam kesadaran yang berbeda. Kesadaran akan kebangsaan itu sebenarnya jauh lebih tua muncul di dalam anak bangsa Indonesia. Bernegara selalu berlandaskan pada kesadaran berbangsa. 

Fotografer: Danang

Dalam dialog tersebut kita sadarkan dan diingatkan kembali pentingnya persatuan. Bangsa Indonesia bisa dijajah dalam waktu yang cukup lama karena bangsa Indonesia tidak bersatu. Memaknai kemerdekan yang sudah berusia 77 tahun kita saat ini yang berbeda suku, dan agama harus terus membangun persatuan untuk membangun kebersamaan dalam mewujudkan penghormatan terhadap martabat manusia dan kesejahteraan sosial.

Fotografer: Danang

Acara selanjutnya adalah pembacaan puisi oleh Semith perwakilan dari OMK Santo Barnabas. Setelah pembacaan puisi dilanjutkan dengan doa bersama lintas agama. Perwakilan dari masing masing agama naik ke atas panggung.  Urutan doa dimulai dari paling kanan yaitu Agama Islam diwakili oleh Bapak H. Edy Amin, Kristen diwakili oleh Bapak Thomas Kartono, Hindu diwakili oleh Ida Ketut Ananta, Budha diwakili oleh Cen Edy Sastro, Konghucu diwakili oleh Bapak Heriyanto, Katolik diwakili oleh Romo Yuswito SCJ.

Fotografer: Danang

Setelah masing-masing membacakan doa, acara dilanjutkan dengan foto bersama dan potong tumpeng.

Penulis: Cerelius Andri Sulistyanto

Leave a Reply

Your email address will not be published.