Misa Inkulturasi Budaya Jawa

romo petrus

Misa inkulturasi Budaya Jawa dilaksanakan pada hari Minggu ( 10/7/2022 ) pukul 10.00 WIB. Ini adalah misa urutan ke-3 dalam rangkaian HUT ke-29 Paroki Pamulang, Gereja Santo Barnabas. Secara keseluruhan misa inkulturasi budaya Jawa ini tidak jauh berbeda dengan misa Inkulturasi Budaya Batak maupun Flobamora. Dari segi umat yang hadir mengikuti misa sama-sama banyaknya hingga sampai ke Balkon. Begitu pula perarakan dimulainya misa maupun pada saat persembahan juga hampir sama. Namun yang membedakan tentunya adalah baju yang dikenakan umat yang hadir. Sebagian besar umat dan para petugas mengenakan pakaian adat Jawa yaitu kebaya untuk yang perempuan dan surjan serta memakai blangkon untuk yang pria. Tidak hanya umat yang berasal dari Jawa saja yang memakai baju khas Jawa namun umat yang berasal dari daerah lain pun memakai pakaian  atau aksesoris khas Jawa. Hal itu menandakan umat di Paroki Pamulang  memiliki kekompakan dan kebersamaan. Selain pakaian yang dikenakan juga ada hal yang membedakan dengan misa biasa yaitu lagu-lagu yang dinyanyikan kelompok koor menggunakan Bahasa Jawa dengan iringan musik gamelan.

Fotografer: Poniman Chandra

Misa Minggu biasa XV dengan inkulturasi budaya Jawa dipersembahkan oleh Rm.Petrus Cipto Nugroho SCJ bersama Rm. Antonius Yuswita, SCJ dan Rm. Philipus Aditya Subono, SCJ. Perarakan para Romo, Prodiakon dan putra altar diiringi musik gamelan dan Paduan suara dari Paguyuban Among Laras. Lagu pembuka dengan judul “ Andher Pra Abdi” mengiringi perarakan dengan membawa wayang yaitu gunungan yang melambangkan seluruh kehidupan manusia dipersembahkan. Ya hidup bahagia, sengsara, enak gak enak, ya pahitnya manis, yang statis dan dinamis, semua dipersembahkan agar Hyang Maha Kuasa berkenan menyucikannya,  dengan harapan akan datangnya keluhuran dan kemuliaan-Nya. Sesampai di depan altar gunungan diserahkan kepada Romo kemudian diletakkan di depan altar berjejer dengan 2 gunungan yang lainnya.

Fotografer: Poniman Chandra

Dalam Khotbahnya Romo Petrus menyampaikan pesan bahwa dalam hidup ini kita diajak untuk memiliki semangat seperti orang Samaria yang baik, tidak  itung-itungan, tidak takut resiko ketika menolong sesama, menjadi orang yang memihak orang yang menderita dan miskin. Hal itu seperti arah dasar Keuskupan  Jakarta. Secara khusus tahun ini adalah tahun penghormatan martabat manusia, maka kita diajak untuk menjadi orang Samaria yang baik hati untuk memperhatikan mereka yang tersingkir, lemah, menderita, dan mereka yang kurang beruntung

Fotografer: Poniman Chandra

Pada saat persembahan putra altar menjemput petugas persembahan yang sudah siap di tengah ruang gereja. Petugas membawa persembahan roti dan anggur, serta hasil bumi sabagai wujud bakti dan syukur kepada Tuhan menuju ke depan altar diringi penari. Gerakan penari yang lemah gemulai berjalan langkah demi langkah mengikuti irama musik gamelan dengan lagu persembahan berjudul “Persembahan Sudra”, Lagu Persembahan Madah Bakti 241. Di depan altar perarakan pembawa persembahan disambut dan diterima oleh Romo. Bapak Bambang Heksa selaku wakil dari seluruh umat di hadapan Romo Petrus dan Romo Yuswanto menyampaikan ungkapan rasa syukur dan bhakti kepada Tuhan yang diwujudkan dalam bentuk persembahan. Persembahan dalam bentuk roti dan anggur serta berbagai hasil bumi meski tidak seberapa tetapi ini merupakan hasil keringat serta kemurahan Tuhan. Semoga Romo menerima dan membersembahkan  kepada Tuhan. Semoga Tuhan selalu memberikan berkah kepada kita semua. Romo Yuswanto menerima persembahan dari umat yang akan dipersembahkan kepada Tuhan. Romo mengajak seluruh umat untuk bersujud dan menyembah Tuhan dengan pikiran yang bersih dan hati yang suci.

Fotografer: Poniman Chandra
Fotografer: Poniman Chandra

Kemeriahan misa inkulturasi budaya Jawa berlangsung sampai misa usai. Lagu-lagu Jawa dengan musik gamelan mengiringi umat menerima komuni. Musik gamelan dan kelompok koor Among Laras membawakan  lagu “Dak Sawang Mareming Ati (Kidung Adi 254), dan Tuhan Bentengku (Madah Bakti 509),” hingga seluruh umat menerima komuni dan berkat.

Fotografer: Poniman Chandra

Sebelum berkat Bapak Sigit selaku wakil dari umat Paroki dan paguyuban Among Laras menyampaikan sambutan singkatnya. Pak Sigit mengucapkan terima kasih kepada Romo atas kesempatan tampil dalam misa inkulturasi Jawa, sekaligus nguri-uri budaya Jawa. Ucapan terima kasih kepada seluruh umat karena misa dapat berjalan dengan lancar. Ucapan terima kasih juga kepada semua yang telah terlibat khususnya para pengrawit maupun sinden ( koor ) dari paguyuban Among Laras Santo Barnabas. Romo Bono juga mengungkapkan rasa gembira atas terselenggaranya misa budaya Jawa. Semua yang diimpi-impikan  sudah dapat terlaksana. Romo juga mengungkapkan angan-angan supaya kekayaan budaya yang kita miliki di paroki Barnabas dapat dipakai dalam misa inkulturasi, sehingga nantinya banyak misa-misa inkulturasi dari daerah-daerah yang lainnya. Setelah Berkat misa ditutup dengan lagu” Gugur Gunung” dengan iringan gamelan Among Laras. Tak ketinggalan acara sesi fofo-foto di depan altar.

Panulis: Andri Sulistyanto

Leave a Reply

Your email address will not be published.