Misa Minggu Biasa XIV ( 3/7/2022 ) pukul 10.00 di Gereja santo Barnabas Paroki Pamulang tampak berbeda dengan misa-misa minggu biasa lainnya. Hal ini dikarenakan dalam misa tersebut merupakan rangkaian kegiatan memperingati HUT Paroki ke -29 dengan mengangkat misa Budaya. Pada waktu minggu lalu (26/6 ) gereja telah mengadakan misa inkulturasi budaya Batak, maka pada minggu ini misa inkulturasi budaya Flobamora. Flobamora adalah sebuah akronim dari Flores, Sumba, Timor, dan Alor. Umat yang berasal dari Flores, Sumba, Timor, dan Alor yang berada di Paroki Pamulang dan beberapa paroki lain ikut terlibat dalam misa inkulturasi budaya Flobamora baik sebagai umat, maupun sebagai petugas dalam misa.
Seperti halnya misa budaya Batak. Misa inkulturasi budaya Flobamora juga berlangsung meriah. Umat yang memenuhi ruang utama gereja maupun yang di balkon gereja sebagian besar mengenakan pakaian adat atau kain tenun dengan berbagai motif Nusa Tenggara Timur ( NTT). Begitu pula untuk para petugas paduan suara, tatalaksana, persembahan, mazmur, lektor semua mengenakan pakaian atau aksesoris Flobamora. Aneka ragam motif dan warna pakaian dan aksesoris yang dipakai seluruh umat dalam mengikuti misa nampak indah semarak.
Misa dipersembahkan oleh Romo Petrus Cipto Nugroho SCJ, dan di dampingi Romo tamu dari Keuskupan Larantuka yaitu Romo Yohanes Bulet Rean Pr. Misa diawali dengan prosesi perarakan dari ruang belakang Gereja menuju altar. Sebelum Romo berjalan menuju Altar terlebih dahulu diawali dengan upacara penyambutan khas budaya Flobamora. Setelah upacara penyambutan selesai Romo, Prodiakon, dan putra altar dihantar menuju altar dengan diiringi tarian dan lagu”Mai Wi Gani Rai”
Penari dengan pakaian khas NTT warna kuning mencolok berlenggak-lenggok begitu kompak dan penuh penghayatan menghantar persembahan menuju altar dengan diiringi lagu berjudul” Toba Mora”. Irama musik yang mengalun dan suara paduan suara yang begitu semangat mengiringi prosesi membuat suasana menjadi meriah. Sampai di depan altar Romo menyambut perakan persembahan. Prosesi penyerahan persembahan pun dilakukan dengan upacara adat. Setelah prosesi penyerahan selesai kemudian para petugas secara bergantian maju untuk menyerahkan persembahan dengan diiringi lagu persembahan.
Sebelum berkat Romo Petrus menyampaikan ucapan terimakasih kepada komunitas Flobamorata yang telah bertugas dalam misa inkulturasi. Romo juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh umat atas kehadirannya dalam misa inkulturasi baik yang berasal dari Paroki Pamulang maupun dari paroki paroki lain. Romo Petrus juga memberikan kesempatan kepada Romo Rean untuk menyapa umat dari komunitas Flobamorata. Dengan hangat Romo Rean menyapa umat dari komunitas Flobamorata dengan meminta umat dari masing masing daerah untuk berdiri mulai dari Manggarai, Bajawa, Nagekeo, Ende, Flores Timur termasuk Lembata, Timor, Sumba, Rote. Begitu daerahnya diucapkan oleh Romo umat langsung berdiri dengan penuh kegembiraan disapa langsung oleh Romo. Dalam sambutannya Romo Rean berharap supaya Komunitas Flobamora yang ada di Tangerang Selatan ini dapat tampil sebagai garam dan terang bagi sesama, menunjukkan kualitas jati diri sebagai orang beriman. Jati diri tidak hanya ditunjukkan dalam mengikuti ekaristi saja tetapi juga melalui kesaksian hidup di mana saja bertugas dan berkarya.
Setelah berkat Romo Petrus mempersilahkan Paduan suara menyanyikan lagu kampung halamannya yaitu Lagu berjudul “Flobamora.” Begitu dinyanyikan banyak umat yang berasal dari Flobamora tak tahan meneteskan air mata. Paduan suara kemudian menyanyikan lagu berjudul “ More Ngga’e” dengan diiringi penari menghantar Romo, Putra Altar, Prodiakon meninggalkan ruang gereja. Itulah akhir perayaan misa budaya Flobamora. Suara tepuk tangan kegembiraan menghiasi gereja.
Setelah semua panitia dan juga umat berfoto-foto di depan altar kemudian turun di area perparkiran sudah disiapkan berbagai makanan tradisional NTT. Mereka juga menggunakan kesempatan untuk bernyanyi dan menari bersama. Perwakilan dari Panitia menyampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan untuk bertugas dalam Misa Inkulturasi Flobamora. Sekaligus memperkenalkan adat istiadat dan budaya NTT di paroki Pamulang. Panitia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh komunitas Flobamora atas kekompakan, kekeluargaan. Panitia juga berharap semoga kegiatan misa inkulturasi dapat diagendakan secara rutin.
Penulis: Andri Sulistyanto
Leave a Reply